HOAX YANG TIDAK BERMUTU


BERITA HOAX TERKAIT PEMBAKARAN MESJID DITANAH PAPUA


Media sosial semestinya dimanfaatkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten-konten positif. Sayangnya, beberapa pihak memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang mengandung konten negatif atau Hoax. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan membahayakan generasi muda dan masyarakat. Menyadari hal tersebut, sudah banyak kelompok yang secara proaktif mengajak masyarakat agar lebih cerdas menggunakan media sosial..
            Begitu juga berbagai berita lalu lalang di dunia internet dan bebas menyeruakan ke gadget kita. Mulai dari berita olahraga, ekonomi, informasi bencana hingga berita agama, bahkan beragam lalu lintas informasi yang ada di media sosial.
            Ada berita yang positif dan juga ada berita negatif seperti yang terjadi pada baru-baru ini  sedang viral yaitu mengenai berita yang tersebar di jejaring media social yaitu berita mengenai pembakaran masjid di papua adalah Hoax yang bertujuan untuk memecah umat beragama.
Masalah agama adalah hal yang sangat sensitif. Di Indonesia sendiri agama ada bermacam-macam. Sebenarnya pada zaman dahulu, keragaman ini biasa saja, namun karena ada berbagai kepentingan politik, agama menjadi alat propaganda dan pemecah umat. Ada beberapa pihak membuat kabar yang provokatif sehingga bahaya hoax ini dapat mengancam kestabilan bermasyarakat.
            Dalam berita tersebut tidak ada keterangan waktu, lokasi, alasan dari peristiwa pembakaran masjid tersebut  Setelah dilakukan penelusuran gambar  tersebut adalah gambar yang diambil dari video lama terjadinya kebakaran di Masjid besar Lasangkuru, di Desa Peneki, Kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, ludes terbakar, Senin (6/4/2015) sore. Penyebabnya, diduga akibat kosleting listrik. https://www.youtube.com/watch?v=0-vKsrXScJA
            Maka dari itu Bukankah merupakan sikap yang bijak untuk memeriksa terlebih dulu apakah berita tersebut asli atau palsu alias hoax? Jika berita yang kita bagikan secara retweetforward,  share, atau broadcast terbukti berita palsu, kita akan dikenal sebagai orang yang bodoh, Sekilas sih maksudnya baik. Kita mencoba berbagi informasi agar masyarakat bisa lebih waspada, tetapi apa yang terjadi? Justru orang akan makin kalut akibat pesan berantai yang tdak jelas kebenarannya. Jika memang berita tidak terklarifikasi dengan benar, alangkah baiknya jika pesan informasi tersebut berhenti di tangan kita dan tidak perlu disebarkan lagi.

Komentar