DPP Syarikat Islam : Tak Ada yang Salah Dalam Pernyataan Kapolri Soal Umat Islam
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian kedatangan tamu pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Syarikat Islam yang dipimpin Ketua DPP Hamdan Zoelva. Ada nuansa sejuk saat Hamdan Zoelva dan rombongan ke rumah dinas Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Jalan Patimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2018).
Kedatangan rombongan DPP Syariat Islam membahas soal pernyataan Kapolri tentang perintah kepada polisi yang hanya untuk bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. SI bermaksud ingin mendengarkan langsung penjelasan yang sebenarnya dari Kapolri terkait pidato yang disampaikan Tito hingga menjadi viral di media sosial.
Kala itu, Kapolri menyampaikan arahan tersebut saat menghadiri suatu acara dan terekam di salah satu stasiun TV swasta. Video menjadi viral karena ada penggalan yang terpotong pada pernyataan Tito dalam pidato yang disampaikannya mengenai perintah kepada polisi untuk bersinergi dengan ormas Muhammadiyah dan NU.
Hamdan menanyakan soal kronologi pernyataan Kapolri yang jadi viral tersebut. Kepada Hamdan, Tito menyebut pidato itu disampaikan pada Februari 2017 di pondok pesantren asuhan Kyai Maruf Amin.
"Tadi kami sudah minta klarifikasi dari Kapolri, tentang pernyataan itu dan menyampaikan kronologinya cerita yang cukup lengkap tentang bagaimana pernyataan itu sebenarnya. Pertama, pernyataan itu disampaikan di pondok pesantren KH Maruf Amin, dalam sebuah acara internal dari NU pada Februari 2017," papar Hamdan usai bertemu Kapolri Tito.
Hamdan mengatakan, pernyataan mantan Kapolda Metro Jaya itu ada yang hilang atau terpotong sehingga maknanya jadi tidak utuh. "Kedua, sebenarnya pidato Kapolri berlangsung selama 26 menit dan yang menjadi viral itu adalah bagian pidato yang menurut keterangan Kapolri tidak sesuai dengan jiwa dan inti yang disampaikan dalam pidato itu. Karena itu, pidato itu adalah terpotong-potong sebagiannya sehingga menghilangkan seluruh rangkaian cerita pidato yang pada saat itu dihilangkan," jelas Hamdan.
Dari pertemuanya dengan Tito, Hamdan merasa tercerahkan. Menurutnya, Kapolri tak bermaksud mendiskreditkan organisasi umat Islam yang lain. "Kami dari Syarikat Islam dengan penjelasan yang lengkap dan dengan diskusi yang sangat hangat. Kami terus terang saja dengan melihat video tersebut, dengan protes yang sangat keras saat melihat video. Kami sampaikan. Ini adalah hal yang tidak benar tetapi dengan mendapat penjelasan itu. Kami bisa memahami tidak ada niat sama sekali seperti disampaikan oleh beliau," ujar Hamdan.
Sebelumnya, pidato Kapolri yang ramai dibagikan di media sosial. Dalam video tersebut, Tito memerintahkan jajarannya untuk bersinergi dengan dua organisasi Islam di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. Alasannya, organisasi itu adalah pendiri negara ini.
Komentar
Posting Komentar